Nats :
Yehezkiel 28:11-19
Sumber berkat manusia hanyalah Tuhan. Baik berkat jasmani maupun rohani. Manusia sama sekali tidak bisa menyombongkan diri bahwa dia bisa memperoleh segala sesuatu sendiri. Menyia-nyiakan berkat
Tuhan berarti kita menolak mengakui Tuhan sebagai pemberi berkat, dan bertindak menurut keinginan sendiri yang dirasa benar.
Kalau Tirus bisa megah berdiri dan kaya raya, itu karena Tuhan memberkati mereka. Tuhan telah memberikan kepada Tirus, seorang raja yang luar biasa. Raja Tirus adalah gambaran kesempurnaan dan
hikmat (ayat 12, 15). Dia dipercayakan kekuasaan yang berasal dari Tuhan (ayat 14) dengan takhta yang penuh kesempurnaan (ayat 13). Tak ada alasan bagi raja Tirus untuk meninggikan diri
seakan-akan dialah penyebab Tirus begitu terkenal. Sayang, raja Tirus menyia-nyiakan kekuasaan dan kepercayaan dari Tuhan ini dengan sikap sombongnya seakan-akan dialah sumber kuasa sejati.
Akibatnya, ia berbuat curang (ayat 15), melakukan kekerasan (ayat 16), bersikap sombong (ayat 17), dan melanggar kekudusan Tuhan (ayat 18).
Murka Tuhan turun atas raja Tirus. Tuhan menjatuhkannya dari posisi tinggi ke tempat paling rendah. Ia tidak lagi memerintah dari gunung Tuhan dan kerub yang menjaga akan memusnahkannya (ayat
16). Hikmatnya dimusnahkan dan ia dipermalukan di hadapan raja-raja dunia (ayat 17). Tuhan mem-bumihanguskan raja Tirus dan kekuasaannya hingga lenyap tidak berbekas (ayat 18). Semua
penguasa dan raja terkejut melihat hal ini (ayat 19).
Ada pandangan yang mengatakan bahwa perikop ini bicara tentang kejatuhan setan. Dulu setan adalah malaikat Tuhan yang paling sempurna, tetapi karena kesombongannya, ia dijatuhkan ke bumi. apapun tafsiran yang benar, perikop ini mengajarkan kepada kita bahwa kesombongan sama dengan menolak bahkan menyia-nyiakan berkat Tuhan. Tuhan akan menunjukkan siapa sesungguhnya yang
berdaulat. Jangan tunggu sampai Anda harus dijatuhkan dari posisi Anda sekarang. Akuilah Dia sebagai sumber berkat Anda.
Yehezkiel 28:11-19
Sumber berkat manusia hanyalah Tuhan. Baik berkat jasmani maupun rohani. Manusia sama sekali tidak bisa menyombongkan diri bahwa dia bisa memperoleh segala sesuatu sendiri. Menyia-nyiakan berkat
Tuhan berarti kita menolak mengakui Tuhan sebagai pemberi berkat, dan bertindak menurut keinginan sendiri yang dirasa benar.
Kalau Tirus bisa megah berdiri dan kaya raya, itu karena Tuhan memberkati mereka. Tuhan telah memberikan kepada Tirus, seorang raja yang luar biasa. Raja Tirus adalah gambaran kesempurnaan dan
hikmat (ayat 12, 15). Dia dipercayakan kekuasaan yang berasal dari Tuhan (ayat 14) dengan takhta yang penuh kesempurnaan (ayat 13). Tak ada alasan bagi raja Tirus untuk meninggikan diri
seakan-akan dialah penyebab Tirus begitu terkenal. Sayang, raja Tirus menyia-nyiakan kekuasaan dan kepercayaan dari Tuhan ini dengan sikap sombongnya seakan-akan dialah sumber kuasa sejati.
Akibatnya, ia berbuat curang (ayat 15), melakukan kekerasan (ayat 16), bersikap sombong (ayat 17), dan melanggar kekudusan Tuhan (ayat 18).
Murka Tuhan turun atas raja Tirus. Tuhan menjatuhkannya dari posisi tinggi ke tempat paling rendah. Ia tidak lagi memerintah dari gunung Tuhan dan kerub yang menjaga akan memusnahkannya (ayat
16). Hikmatnya dimusnahkan dan ia dipermalukan di hadapan raja-raja dunia (ayat 17). Tuhan mem-bumihanguskan raja Tirus dan kekuasaannya hingga lenyap tidak berbekas (ayat 18). Semua
penguasa dan raja terkejut melihat hal ini (ayat 19).
Ada pandangan yang mengatakan bahwa perikop ini bicara tentang kejatuhan setan. Dulu setan adalah malaikat Tuhan yang paling sempurna, tetapi karena kesombongannya, ia dijatuhkan ke bumi. apapun tafsiran yang benar, perikop ini mengajarkan kepada kita bahwa kesombongan sama dengan menolak bahkan menyia-nyiakan berkat Tuhan. Tuhan akan menunjukkan siapa sesungguhnya yang
berdaulat. Jangan tunggu sampai Anda harus dijatuhkan dari posisi Anda sekarang. Akuilah Dia sebagai sumber berkat Anda.