09 Desember 2008

Apakah Abraham belum mengenal nama YHWH?

Apakah Abraham belum mengenal nama YAHWEH?

Alkitab LAI: Keluaran 6:2 Aku telah menampakkan diri kepada Abraham, Ishak dan Yakub sebagai Allah Yang Mahakuasa, tetapi dengan nama-Ku TUHAN Aku belum menyatakan diri.

Ayat ini dijadikan pedoman, bahwa nama Yahweh belum dikenal di masa Abraham. Benarkah demikian? Sekarang coba perhatikan ayat itu di King James Version (di KJV ada di ayat 3):

Exodus 6:3 And I appeared unto Abraham, unto Isaac, and unto Jacob, by the name of God Almighty, but by my name JEHOVAH was I not known to them

Jika kita cermat, ada perbedaan antara kedua kutipan tersebut, yakni bahwa di KJV, bagian terakhir ayat itu berbentuk PERTANYAAN, bukan pernyataan, … “but by my name JEHOVAH was I not known to them

Lebih jelas, jika kita mau melihat Kitab Suci “The Scripture”, disana tertulis:

“And I appeared to Abraham, to Yitshaq, and to Ya’aqob, as El Shaddai. And by My Name, Yahweh, was I not known to them?

Dalam Kitab Suci “The Word of Yahweh”, tertulis:

And I appeared unto Abraham, unto Isaac, and unto Jacob, by the name of El Shaddai, but by my name Yahweh was I not known to them?

Nah..,bukankah Alkitab LAI telah membawa pengertian bahwa Tuhan belum memperkenalkan namaNya (yaitu YHWH) , padahal kalau kita lihat dari Kitab Suci versi lain, justru Yahweh sedang BERTANYA. Tentu, DIA bertanya bukan karena tidak tahu, melainkan sebuah pertanyaan untuk “mengingatkan”.

Ya… saya tidak mau tulis panjang-panjang tentang ayat ini, tapi di Kitab Kejadian, di catat, bahwa jauh sebelum Musa dan juga sebelum Abraham-pun NAMA YAHWEH sudah dipanggil, lihat di

Kejadian 4:26 Lahirlah seorang anak laki-laki bagi Set juga dan anak itu dinamainya Enos. Waktu itulah orang mulai memanggil nama YAHWEH.

====

Sayang… memang LAI menterjemahkan nama YAHWEH menjadi TUHAN, yang mengakibatkan sekarang banyak orang Kristen (apa lagi yang non Kristen) menjadi asing dengan nama Yahweh.

Beberapa teman Muslim, ketika saya sebut nama Yahweh, bertanya, “Yahweh itu apa Mas?” Saya jawab, “Wah… anda perlu belajar lagi tentang Tuhan ‘Kristen’ “.

Saya selalu mantap mengatakan, bahwa Tuhan saya Yahweh, bukan Allah.

Beberapa hari ini tulisan saya, “SIAPA TUHAN YANG KITA SEMBAH?” dibahas di gereja, namun PAYAH-nya, judul sarasehan pembahasan tulisan saya itu, baik sarasehan di gereja maupun di PPA di blok adalah, “Siapa Allah yang kita sembah?” ck…ck….ck…pusiiiiingg, berapa kali harus saya jelaskan!!

Saya merasa… betapa SULIT menjelaskan persoalan Allah dan Yahweh ini.

Dari cerita seorang mahasiswa di Salatiga, seorang doktor teologi, menampakkan raut marah ketika dimintai pendapatnya mengenai Allah dan Yahweh. (Dia tidak ingin Allah dan Yahweh dipermasalahkan) Bagi dia, ‘Allah’ dalam kekristenan adalah sebutan, sehingga muncul istilah, ya seperti judul sarasehan di gereja saya.., “Allah Yahweh”. Namun ketika dikejar dengan pertanyaan, apakah bagi orang Muslim,”Allah” itu sekedar sebutan? Siapakah Allah-nya orang Muslim? Doktor itu tidak mau menjelaskannya.

Aneh memang…., kata ‘Allah’ bagi umat Kristen di Indonesia diambil dari ‘dunia Islam’, tapi banyak orang Kristen tidak mau tahu MAKNA kata ‘Allah’ bagi orang-orang Muslim.

Sering saya katakan dalam diskusi-diskusi tentang Allah dan Yahweh:

Kristen di Indonesia itu aneh dan sewenang-wenang, mengambil kata ‘Allah’ yang sudah memiliki makna khusus bagi orang Muslim, namun memaksa memberi makna sendiri bagi kata ‘Allah’ itu. Bahkan LAI/Lembaga Akitab Indonesia membedakan kata ‘allah’, ‘Allah’ dan ‘ALLAH’.

Saya merasa…, kenapa begitu sulit menjelaskan kepada orang-orang Kristen perihal ‘Allah’ ini.

Kemarin saya menjelaskan kepada teman gereja, jika ‘Allah’ yang dianggap sebagai SEBUTAN (yang sebenarnya dari kata Eloah/Elohim yang artinya SESEMBAHAN), dipakai oleh beberapa orang Kristen dalam frasa “Allah kita itu Yahweh”

Nah…., kalau ada orang yang tidak menyembah TUHAN, melainkan menyembah Nyi Roro Kidul, apakah bisa digunakan frasa, “Allah dia itu Nyi Roro Kidul”

Ha ha ha… kacau khan…., padahal, jika saya pakai kata Elohim, (Elohim dia itu Nyi Roro Kidul), dari segi bahasa dan makna, tidak masalah. Karena memang ada Elohim (sesembahan) Yahweh dan ada Elohim (sesembahan) lain selain Yahweh.

Mengapa logika sederhana yang menunjukkan kekacauan penggunaan kata Allah di dalam kekristenan di Indonesia, masih sulit dipahami? Ya…, biasanya dalam akhir diskusi, jika penjelasan saya tidak dapat dimengerti, saya tanyakan ke rekan diskusi:

“Pernahkah anda bertanya kepada Bapa, bagaimana jika DIA dipanggil ‘Allah’ ?”

Silakan bertanya pada Bapa (pada Tuhan, atau TuhanYesus, TETAPI jangan pada Tuhan Allah, jangan kepada Allah Bapa), jika perlu dengan doa dan puasa. Semoga anda mendapat jawaban sendiri dari Tuhan.

Beberapa orang yang saya kenal, setelah secara sungguh-sungguh bertanya demikian kepada Tuhan, akhirnya ‘berani’ memutuskan untuk tidak lagi menggunakan kata ‘Allah’ untuk menyebut Bapa Yahweh. Pengalaman spiritual teman-teman ini memang menguatkan saya, namun tidak selalu dapat saya gunakan sebagai argumentasi untuk menjelaskan bahwa sebaiknya jangan menggunakan kata ‘Allah’ untuk memanggil Yahweh.



http://gkmin.net/?p=123